Translate

Amazon.com: Best Sellers in Books > Business & Money

Tuesday, October 18, 2016

OASIS: Tips body langunge dalam presentasi

Melanjutkan artikel sebelumnya tentang bagaimana presentasi dan public speaking yang baik, maka training dari  David tomlinson yang pernah saya ikuti memberikan tool yang sederhana dan powerful,  bagaimana sikap yang dianjurkan saat berbicara atau presentasi  di depan publik, tool ini sering dibuat akronim yaitu  OASIS.  Anda harus mengingat akronim ini  karena akan menyelamatkan anda dari situasi apapun.  OASIS sendiri seperti pada gambar merupakan akronim dari Open, Advance, See, Inhale, Smile.
Agar supaya anda ingat dan untuk memperkuat pesan maka saya tambahkan gambar suatu oase di padang pasir.

Berdasarkan riset jika anda menggunakan tehnik OASIS  dan di tambahkan dengan gambar ini maka orang-orang mengingat pesan itu dengan lebih baik. Saya punya akronim lain saat anda menyiapkan presentasi, yaitu  KISS: Keep It Sort and Simple. Orang akan mudah mengingat dan akan mendevelop tiap huruf dengan kata-kata.Tips lain agar presentasi dan pesan yang anda sampaikan bisa diterima dengan baik, sebaiknya anda  memasukkan dan menggunakan analogi, metafor, gambar atau akronim seperti contoh di atas.  

OK, tidak perlu berpanjang kata  mari kita bahas sekarang satu persatu tentang OASIS ini:

  • Open.  Saat anda presentasi dianjurkan untuk menunjukkan gesture dan sikap yang terbuka, tangan terbuka, jangan seperti kedua belah tangan di tangkupkan, atau di tangkupkan dan digosok-gosokkan seperti lagi membersihkan tangan atau terkadang saya juga lihat kebiasaan orang jawa untuk memegang kedua tangan dibawah perut, karena memberi kesan dan presepsi yang  berbeda dan terkadang negatif, anda terlihat  nervous, tidak percaya diri di depan audience.Coba cek dan di youtube kalau tidak percaya, para presenter profesional selalu menunjukkan sikap yang open. Gambar di bawah ini mungkin bisa mewakili sikap apa yang dianjurkan. Lakukan latihan sesering mungkin di depan kaca sehingga tidak terlihat kaku dan relax dan yang terpenting tetap menjadi diri dan style anda. Saran lain adalah jika anda pengguna tangan kanan maka sering-seringlah mengaktifkan tangan kiri anda untuk ikut membantu menjelaskan dan mengekspresikan apa yang ingin anda sampaikan.
  • Advance. Hal lain yang bisa memberikan impresi positif adalah advance, yang dimaksud di sini adalah saat anda mulai presentasi usahakan  ada space dan jarak di sepertiga jarak dari screen dan dua pertiga jarak ke audience, sehingga saat presentasi dimulai anda memiliki ruang dan jarak untuk bisa mulai pelan-pelan dan secara natural maju mendekati audience. Jangan malah kebalikan ya, mulainya dekat audience namun pelan-pelan mundur mendekati screen apalagi dengan gesture yang tertutup, terlihat anda mundur teratur dan tidak percaya diri. Tips yang lain perhatikan juga dengan gerakan kaki anda, jangan terlalu banyak bergerak ke kiri dan ke kanan, atau pindah ke sudut kiri ke kanan terlalu sering, ini membuat audience anda saat keluar ruangan hanya akan mengingat gerakan indah anda. Anjuran adalah kaki tetap stabil  dan jika bergerak pindah lakukan natural dan lakukan secara efektif misalkan untuk tujuan penekanan pesan dengan jeda sesaat sebelum menjelaskan point penting. karena audience akan tertarik lagi perhatiannya dan menunggu penjelasan anda.  Jika tersedia podium, sebaiknya anda keluar dari podium karena ingat panggung milik anda dan bahasa tubuh yang anda miliki akan banyak membantu mentransmisikan pesan dari presentasi anda.
  • See.  Ya anda pasti sudah menebak yang dimaksud See  adalah Eye Contact dengan audience. Usahakan selalu eye contact dengan audience, untuk memudahkan bagi anda lakukan dalam imajinasi anda bahwa audiece dibagi dalam empat-enam area pandang (spot)  tergantung besarnya audience, misalnya dalam presentasi bisnis pada sekitar 10 -20 orang anda bisa bagi dengan empat spot  kiri dekat anda, kanan dekat anda, depan kiri dan depan kanan. Usahakan eye contact dengan masing-masing area pandang ini sepanjang presentasi untuk berinteraksi dengan audience anda dan check sekilas dari wajah audience apakah mereka masih satu frekuensi dengan anda. Kesalahan yang sering saya lihat bahkan di level seminar nasional adalah presenter atau speaker sering matanya melihat dan membaca komputer atau membaca screen. Kalau menurut saya itu bukan presentasi tapi membaca berjamaah..hi..hi..hi..
  • Inhale, yang dimaksud disini adalah pengaturan nafas yang baik akan memberikan kualitas suara yang kuat dan intonasi dan pengucapan kata yang jelas 
  • Smile. Jangan lupakan bahasa tubuh yang satu ini, terkadang karena sangat konsentrasi pada materi yang terlihat anda seperti tegang. Smile akan membuat ketegangan yang nampak di wajah anda akan menghilang, sedangkan efek smile ini pada audience akan dipresepsikan bahwa sang presenter  nampak gembira dan semangat untuk menyampaikan presentasinya, dan jangan lupa efek ini akan menular pada audience sehingga membangun suasana yang kondusif dalam presentasi. Suasana yang nyaman akan memudahkan pesan yang anda sampaian masuk ke alam pikiran dan bawah sadar mereka. 
Jadi kesimpulannya, selalu ingat-ingatlah akronim OASIS ini setiap anda mau presentasi, semakin sering anda melatih dan mencoba tehnik ini, niscaya akan meningkatkan kualitas presentasi anda. Karena menurut saya presentasi yang baik harus terbangun interaksi dua arah.

Sekian & semoga bermanfaat, dan jika menurut anda share artikel ini berguna, silahkan share link artikel ini ke orang lain, anda mendapat pahala, saya juga mendapat pahala..

Selamat siang & happy selling
arif



tags. tehnik presentasi, Persiapan presentasi, bahasa tubuh, bahasa tubuh dalam presentasi, OASIS, salesmaship, salesman, presentasi salesman, Tip & trik presentasi bisnis


Thursday, October 13, 2016

TIPS PENTING SEBELUM ANDA MELAKUKAN PRESENTASI


Masih ingatkah iklan tempo dulu yang kata-katanya pas banget, kesan pertama begitu menggoda..selanjutnya terserah anda...Nah berkaitan dengan kalimat di atas saya ingin share pengalaman dan training yang pernah saya ikuti tentang presentasi yang baik beserta bagaimana dalam presentasi awal memberikan kesan pertama yang begitu menggoda 

Presentasi di depan banyak audience bagi sebagian besar orang memang sudah merupakan hal yang sudah biasa dan jadi makanan harian. Namun yang jadi pertanyaan adalah sebarapa menarik dan efektif presentasi yang sudah dilakukan?  Seringkali saya menyaksikan seseorang yang bisa disebut pakar tapi tidak dibekali tehnik presentasi yang baik, mereka sering melihat bahkan membaca laptop dan screen, pointernya lari kemana-mana karena tidak kontrol tangannya dan celakanya  mata audiens nya ikut titik pointer itu berputar kemana tangan si pakar ini bergerak (he3x jadi puciang deh). 

Berikut ini saya share tips dan trick dari pengalaman training yang pernah saya ikuti dari David tomlinson pakar komunikasi internasional yang waktu itu di datangkan perusahaan di internal meeting kita. Untuk mengetahui siapa mas David ini silahkan klik tautannya.

Mas david ini memberi wejangan dan tips seperti ini, saat anda presentasi maka orang/ audience anda akan mempresepsikan diri anda bisa positif bisa negatif, jadi tergantung bagaimana anda mau dipresepsikan oleh audience.Karena audience anda segera akan memberi keputusan dalam beberapa detik kemudian, mereka mau mendengarkan anda atau tidak. 
Ada beberapa tips  yang penting yang menjadi modal dasar dan patut diperhatikan dimanapun dan kepada siapapun anda melakukan presentasi:

  1. Attitute. Attitute dan sikap saat mau melakukan presentasi adalah sangat penting, audience bisa merasakan dan mengamati arogansi, ketakutan atau gaya anda dan mereka segera bisa membentuk presepsi negative atau positif ke anda
  2. Knowledge/ penguasaan materi presentasi. Ya jelas ya, kalau anda nggak menguasai apa yang mau di presentasikan sudah 50 % anda tidak menggoda lagi.
  3. Natural. Penampilan harus mencermin diri anda, jangan mencoba menjadi gayanya Tantowi yahya atau raffi ahamd yang petakilan itu, Intinya jadilah diri anda sendiri.
  4. Simple. Usahakan menggunakan penggunaan bahasa dan kata-kata yang simple, mudah dimengerti, to the point dan clear, jangan seperti si Vicky konspirasi kemakmuran ya...he3x
  5. Energy. Anda harus bisa menunjukkan energi dan antusiasme yang tercermin dari penampilan anda. Karena energy positif yang anda keluarkan akan mengalir dan mempengaruhi orang lain.
Sekarang pertanyaan berikutnya adalah  bagaaimana audience anda saat pulang bisa menangkap dan membawa take home message  dan me'retain' apa yang  anda presentasikan. Ada 3 tips/ hal penting lain yang bisa mempengaruhi seberapa banyak pesan anda bisa di retain dalam otaknya, yaitu:
  1. Message dari presentasi itu sendiri (di retain 10%) 
  2. Intonasi (35%)
  3.  Body language (55%) 

Ada sebuah study  Merahbian yang meneliti  hal ini dan menunjukkan Isi dari pesan itu sendiri hanya di retain sekitar 10 %.  Sedangkan Intonasi dari suara anda, jika optimal memanfaatkannya dalam cara menyampaikan hanya akan diterima oleh audience sekitar 35%.  Yang terbesar disini dan hal ini cukup mengejutkan adalah body language/ bahasa tubuh nilainya adalah 55 %. Aundience anda akan memperhatikan apapun yang anda lakukan secara fisik. Misalkan anda menyampaikan suatu pesan yang sangat positif tapi dengan bahasa tubuh memegang jari, atau memutar2 tangan atau sambil garuk2 kepala maka akan dipresespsikan berbeda oleh audience andawah kayaknya presenter ini tdak menyampaikan yg sebenarnyaJadi anda harus benar2 hati2 dan harus memperhatikan study mehrabian ini

Tips di atas nampaknya umum tapi menjadi sangat penting karena ini akan meningkatkan keberhasilan presentasi anda 

Itulah beberapa tips yang bisa saya share untuk jadi reminder dan perhatian sehingga bisa  meningkatkan kualitas presentasi anda hai para selesman. Harapannya adalah   kesan pertama begitu menggoda akan bisa terwujud.

Di tulisan berikutnya saya berencana untuk melanjutkan ke tips bagaimana opening yang baik. jadi stay tune di blog ini ya...

Salam & happy selling
arif




tags. Tips presentasi, david tomlinson, intonasi, body language, message, presepsi, salesmanship, ilmu salesman, penjual, penjualan

Sunday, October 9, 2016

PRAKTEK KEPEMIMPINAN


Seiring dengan mulai hangatnya peta persaingan pilkada DKI, maka saya pun jadi kepingin ikut berbicara tentang kepemimpinan tapi dari sisi lain yaitu tentang Praktek kepemimpinan sehari-hari. Saya ingin share  bagaimana kita mengetahui beberapa poin penting tentang praktek kepemimpinan dan bagaimana menggunakannya paling tidak dari kaca mata dan pengalaman saya di level praktis. Jangan dibandingkan dengan para pakar managemen dan kepempinan yang sudah pada kesohor ya...he3x. 
Saya berharap informasi ini bisa bermanfaat bagi anda yang mulai atau sedang  meniti jenjang karir jadi pimpinan di level mana saja dan di bidang apa saja.

Ada Empat komponen dalam praktek kepemimpinan yang akan saya share di sini dan bagaimana penerapannya secara sekilas: Empat komponen itu adalah:

  1. Otoritas (Wewenang)
  2. Power (Kekuasaan)
  3.  Influence (Kewibawaan)
  4. Delegasi
mari kita bahas satu persatu  Praktek kepimpinan di atas.

  1. Otoritas (Wewenang): Otoritas merupakan konsekuensi logis dari jabatan yang diemban. Dengan  otoritas dan wewenang yang melekat ini maka anda  memiliki hak mengambil keputusan penuh berdasar luas dan cakupan otoritas yang dimiliki. Jika anda diangkat menjadi manager oleh atasan atau perusahaan, maka pada dasarnyan perusahaan akan memberikan sebagian otoritas untuk mengelola area tanggung jawab yang diberikan.  Di level pemerintaan katakanlah seperti pak Ahok maka Otoritas diberikan oleh Rakyat melalui PILKADA lalu.  Bentuk dari otoritas ini adalah anda menerima SK atau surat Keputusan dari bos dan atasan anda. Yang terpenting disini adalah dengan wewenang yang  dipunyai maka anda berhak untuk mengambil sendiri keputusan tanpa dipengaruhi orang lain sesuai cakupan tanggung jawab yang diberikan. Makanya penting sekali anda harus tahu batas-batas wewenang yang anda miliki supaya anda tidak kebablasan atau sebaliknya tidak berani mengambil keputusan, sedikit-sedikit tanya ke atasan. Kata kuncinya adalah yang pertama tanyalah kepada pemberi otoritas batas-batas otoritasnya supaya anda  tahu benar kapan menggunakan wewenang anda kapan tidak demi efektifitas kepemimpinan anda. Celakanya kadang-kadang atasan kita juga tidak jelas memberi batas wewenang yang diberikan sehingga malah sering ikut campur dan membuat managernya tidak berani mengambil keputusan.   Kalau kita teropong lagi ke pak  Ahok bagaimana anda menilai beliau dalam menggunakan wewenangnya? Apakah beliau tepat menggunakan wewenang yang diberikan kepadanya ataukah kebablasan ?
  2. POWER. Kekuasaan yang diberikan karena jabatan yang diembannya. Dengan menyadari kekuasaan yang diberikan maka anda memiliki hak untuk memberi reward dan punishment ke bawahan. Mengetahui segala peraturan, protap, jika dipemerintahan ada undang undang adalah penting kalau tidak anda akan gampang terperosok. Power atau kekuasaan ini cenderung membuat orang terlena dan bahkan berlebihan menggunakan kekuasaannya sehingga akhirnya abuse of power dan corrupt. Pengetahuan tentang segala peraturan yang sudah ada akan memberikan koridor dalam penggunaan power ini. Pada pemimpin yang berlebihan dalam menerapkan power ini biasanya dalam jangka panjang efektifitas organisasi berkurang karena banyak melahirkan ABS (asal bapak senang).  Kemampuan seorang pemimpin atau manager dalam menggunakan kedua hal ini yaitu Power & Wewenang akan memberikan modal yang sangat besar dalam keberlangsungan jabatannya.
  3. Influence (pengaruh/kewibawaan). Pada level inilah menurut saya level pemimpin yang  sebenarnya. Peter F drucker mengatakan: “The only definition of a leader is someone who has followers. Kepemimpinan yang anda miliki  akan menjadi sangat efektif untuk menggerakkan organisasi dan  orang-orang yang ada di dalamnya. Follower akan mengikuti apa yang anda katakan dengan kesadaran tinggi karena anda memiliki pengaruh kuat dalam diri mereka. Ini sedikit berbeda dengan  point 1 & 2 dimana  level kepemimpinan anda adalah level manager dimana ketaatan bawahan bisa jadi karena jabatan dan hirarki  yang anda miliki. Makanya tidak heran kalau muncul ungkapan di kantor "jika kucing pergi tikus pada keluar berpesta".  Pertanyaannya kemudian adalah bagaimana jika awalnya anda  tidak memiliki modal influence yang kuat? Misalnya anda di promosi dari bawah,  maka penggunaan point pertama dan ke dua yang baik dan pas tidak berlebihan dalam memimpin dan berinteraksi dengan team anda maka akan efektif secara perlahan membantu anda dalam membangun influence. Bagaimana mengukurnya jika anda sudah mulai memiliki influence ini? gampang sekali, coba amati sikap dari bawahan anda, apakah mereka :
    • Respect ke anda (bukan semata2 jabatannya) 
    • Mengagumi
    • Percaya dan mau menerima pendapat/saran
    • Melaksanakan pekerjaan tanpa tertekan dan dengan penuh kesadaran, sehingga anda tidak perlu menggunakan power & otoritas lagi. Jika anda masih sering ngomong ke bawahan jika kalian tidak menjalankan perintah saya,  maka akan saya pecat atau anda masih sering memberi ancaman, marah-marah dulu dan bawahan baru jalan, maka berarti anda masih ada di level 1 & 2.   Yang perlu di ingat bahwa level influence ini tentu saja datangnya berbeda-beda pada tiap bawahan anda, ada yang cepat ada yang lambat bahkan ada yang tidak muncul sama sekali. Bagaimana menjaga influence ini? selalu menjaga respek bawahan, selalu membagi pengetahuan, mengikuti perkembangan, menjaga rahasia bawahan dan tidak menyalah gunakan untuk kepentingan pribadi 
  4. Delegasi. Bagian yang terpenting dalam praktek kepemimpinan sehari-hari adalah memberikan delegasi. Bill gates pernah mengatakan : “As we look ahead into the next century, leaders will be those who empower others. Delegasi akan memberikan banyak manfaat, dari sisi pemimpin berarti pekerjaan dan beban bisa di distribusi ke bahawan sehingga meningkatkan efektifitas dan kinerja organisasi, serta menghemat waktu. Dari sisi bawahan hal ini akan mengembangkan dan memberikan penghargaan ke bawahan yang diberi delegasi.  Beberapa hal yang membuat atasan takut memberikan delegasinya adalah masih mengganggap anggota belum mampu, menganggap bawahan tidak mau menerima beban tanggung jawab, atau merasa dapat melakukan sendiri (atau malah takut tersaingi). Saran saya saat memberikan delegasi pastikan bahwa bawahan itu mampu, beri juga motivasi , training dan asistensi. Yang harus diperhatikan juga adalah jangan setengah-setengah dalam memberikan delegasi dan siap mental jika hasilnya tidak sesempurna jika anda lakukan. 

Saya yakin share yang pendek ini belum cukup untuk anda, namun mudah-mudahan ini bisa memotivasi anda untuk mencari dan belajar lagi lebih banyak baik teori maupun praktek. Semoga Berguna dan semoga sukses.


I love  Monday,
arif




tags. Praktek kepemimpinan, Peter drucker, Bill gates, delegasi, wewenang,  kekuasaan, power, influence



Monday, October 3, 2016

INI LHO KARAKTERISTIK SUPERSALES PERSON


Pagi ini saya menemukan catatan yang pernah saya buat beberapa tahun lalu  di hardisk saya tentang karakteristik seorang super sales yang sukses yang saya sarikan dari  artikel "what makes a Super Salesperson" di journal Sales & Marketing 1984. Journal yang cukup lama memang namun jika saya baca ulang karakteristik dasar ini tetap up to date untuk digunakan hingga saat ini.
Apa saja yang membuat seorang salesman menjadi sangat sukses?

  1. Karakteristik 1. Selalu mengambil risiko dan membuat inovasi dalam pekerjaannya. Tidak seperti kebanyakan salesperson lain, mereka berusaha untuk keluar dari comfort zone dan selalu berusaha untuk memecahkan rekor performance terbaik yang pernah di capai.
  2. Karakteristik 2. Have powerful sense of mission.  Mereka selalu membuat target pribadi yang  melebihi target yang dibebankan oleh perusahaan. Mereka men 'set' goal nya dalam tiga tahap: jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Jika anda masih sering mengeluh dengan target yang dibebankan perusahaan maka mulai sekarang mesti harus di rubah mindsetnya.
  3. Karakteristik 3. Lebih tertarik menjadi bagian dari solving problem daripada hanya menyalahkan situasi yang ada. Mereka berusaha selalu mengupgrade skill yang dimiliki supaya tetap bisa menjadi pemberi solusi dari masalah yang timbul.
  4. Karakteristik 4.  Secara mental mereka selalu melihat diri mereka sebagai partner dengan costumernya, merasa setara dan berperan sebagai team player bukan sebagai antagonist. Mereka percaya bahwa tugas mereka adalah berkomunikasi dengan banyak orang, dan sebaliknya sales people medioker secara psikologis mengangggap costumer adalah obyek dan berpikir hanya tentang jumlah call (kunjungan ke costumer) saja.
  5. Karakteristik 5.  Mereka menganggap bahwa setiap penolakan adalah informasi yang mereka dapat belajar dari nya. Sedangkan medioker mengganggap penolakan sebagai kegagalan dirinya.
  6. Karakteristik 6.  Yang paling mengejutkan bahwa super sales people memiliki mental 'rehearsal' atau dengan kata lain selalu berlatih, role play dan sesaat sebelum bertemu costumer mereka mereview lagi di pikiran mereka semua sales process yang akan di scenariokan.
Itulah beberapa karakteristik seorang supersales person yang bisa saya share disini. Mudah-mudahan ini jadi bahan renungan anda, apakah semua karakteristik itu ada semua dalam diri, jika belum mungkin bisa jadi bahan intropeksi diri untuk lebih maju. 

Namun sebelum kita memperbaiki karakterikstik kita seperti yang di atas,  Langkah awal adalah anda melakukan self assesment seperti yang disarankan oleh Brian Tracy dalam bukunya "Psychology Of Selling" yaitu:
  • Apakah saya bangga dengan profesi saya sebagai penjual atau seorang salesman
  • Apakah posisi saya saat ini dalam kelompok top 20 salesperson di perusahan
  • Apakah sebenarnya saya menyukai diri saya sendiri?
  • Apakah konsep hidup/ karakteristik saya masuk dalam karakteristik high income people seperti di atas
  • Apakah saya sanggup menghadapi penolakan dan merubah menjadi tenaga pendorong untuk sukses?
Anda sendiri yang bisa menjawabnya....

Semoga artikel ini berguna, silahkan di share jika mengganggap ini perlu diketahui oleh teman dan kolega anda..

Happy Selling
arif




tags. Super sales person, sales, salesman, karakteristik supersales person, brian tracy, salesmanship, salesman sukses, rahasia sukses sales people